Kunjungan Syaikh Rajab Dib ke KH Maimun Zubair Sarang

Syaikh Rajab Dib dan  KH Maimun Zubair Sarang
KH Maimun Zubair Sarang
Kunjungan Syaikh Rajab Dib ke KH Maimun Zubair SarangSarang, Turunnya hujan tidak melemahkan niat Syaikh Rajab Dib (Mursyid Tarekat asal Suriah) untuk berkunjung di kediaman KH Maimun Zubair Sarang. 

Kunjungan ini bukanlah yang pertama kali, melainkan kunjungan yang keempat kalinya. KH Maimun bagi Syaikh Rajab adalah salah satu guru yang ia muliakan dari beberapa gurunya yang ada di Suriah. 

Dalam mukaddimah kunjungan Syaikh Rajab ini, Syaikh Maimun menceritakan awal mula masukkanya Islam di nusantara. Islam berkembang di nusantara terutama Jawa melalui media yang namanya Padepokan atau Pesantren yang kemudian dilanjutkan dengan berdirinya masjid-masjid yang bertebaran. Dengan adanya peran pesantren dan masjid ini membuat jumlah Islam yang yang ada di indonesia merupakan jumlah mayoritas tertinggi yang ada di dunia. Hal ini bisa dilihat ketika umat Islam Indonesia menjalankan ibadah haji yang jumlahnya paling banyak bila dibandingkan dengan negara-negara yang lainnya.

Selanjutnya, setelah ceramahnya Syaikh Maimun dilanjutkan dengan ceramahnya Dr Muzammil, mantan Duta Besar asal Suriah. Di dalam ceramahnya, Muzammil menjelaskan tentang keutamaan orang yang menuntut ilmu dan keutamaan para ulama. Terlebih kepada para ulama yang mau meninggalkan karya tulis. Ulama yang meninggalkan karya tulis, derajatnya itu lebih tinggi dari pada para syuhada. Tinta yang digoreskan oleh para ulama itu lebih baik dari pada darahnya para syuhada.

Usai ceramah Muzammil, dilanjutkan dengan taushiyah dari Syaikh Rajab Dib. Syaikh Rajab mengajak para santri Al-Anwar agar bersemangat dalam mempelajari ilmu agama Islam. Kesemangatan itu telah dicontohkan oleh Syaikh Rajab sendiri. Sejak umur 13 tahun Syaikh Rajab sudah menghafal Al-Quran. Kemudian setelah hafal Al-Quran dilanjutkan dengan mempelajari kitab-kitab Fikih. Metode dalam mempelajari Kitab Fikih, Syaikh Rajab sering mengulang-ulang pembacaannya hingga sampai 40 kali sehingga beliau benar-benar paham.

Kitab Fikih yang pertama kali Syaikh Rajab kaji adalah Fikih yang bermadzhab Hanafi. Setelah Fikih Madzhab Hanafi dikuasainya dilanjutkan dengan Fikih yang bermadzhab Syafii yang kemudian dilanjutkan dengan mempelajari Fikih yang bermadzhab Hanbali dan Maliki. Mengapa di sini Syaikh Rajab perlu mempelajari empat madzhab? Karena kalau hanya mempelajari satu madzhab niscaya masih akan memberatkan umat. Berbeda kalau dengan mempelajari banyak madzhab yang nantinya akan membawa kemudahan bagi umat.

Syaikh Rajab juga berwasiat kepada santri Al-Anwar agar mengutamakan Mbah Maimun dari pada yang lainnya. Karena seorang guru adalah orang yang membimbing manusia untuk mengenal tuhannya. Ilmu yang diajarkan oleh seorang kiai atau ulama itu bersambung dengan ilmu yang telah diajarkan oleh Rasulullah seperti ilmunya Mbah Maimun ini. Karena Rasulullah itu tidak meninggalkan harta benda, melainkan hanya meninggalkan ilmu. Maka dari itu, Syaikh Rajab mengajak kepada santri Al-Anwar agara memuliakan dan mengidolakan Mbah Maimun. mempelajari biografi Mbah Maimun kemudian ikutilah jejak-jejaknya mulai dari ketika ia menjadi seorang santri hingga menjadi ulama yang alim.

Terakhir, Syaikh Rajab memberikan kenang-kenangan kepada Mbah Maimun berupa tafsir yang berjumlah 32 jilid yang dikarang oleh Syaikh Rajab selama 62 tahun. Mbah Maimun juga memberikan kenang-kenangan yang nantinya akan dibawa oleh Syaikh Rajab ke negeri Suriah. Berkah kunjungan Syaikh Rajab ini, Mbah Maimun berdoa semoga negeri Suriah akan menjadi damai seperti sedia kala.
Related : Kunjungan Syaikh Rajab Dib ke KH Maimun Zubair Sarang.